Jumat, 04 November 2011

Sebentuk Kasih [?]

Ketika, embun pertama bersublimasi,
adakah kau berfikir sedikit?
tentang siapa ia,
ia yang bangun terlampau pagi,
dia yang tidur selarut malam,
ya Ibu, kawan, Ibumu.

Ketika, kau lihat senja lengser ke ufuk-ufuknya
adakah kau sedikit peka?
tentang pengorbanannya,
saat, kau menghardiknya, hanya karena ia berbeda
kau muda dan ia terlebih primitif, mungkin?
entah, pantaskah?

Iya, ini hanyalah deretan syair
untuk sekedar bergumul bersama pagi yang dingin
Dan ketika kuintip dari jendela, ia memasak
hanya untuk segenggam energi
untuk siapa? kitakah?
tentu, tapi bilakah kita menilainya lain?

Sungguh memang dalil itu benar,
untuk sejenak menikmati,
derai tangis saat lantunan doa itu terkata,
Ibu, Ibu dan Ibu, cinta kami

1 komentar:

  1. puisinya keren boss gak bisa kasi nilai maklum gak bisa dan sama sekali gak bisa berpuisi-puisi ria, tapi kalo saya bacanya gak bosa saya hanya bisa bilang puisinya bagus ato keren.

    Salam kenal dari orang yang tidak bisa buat puisi keren, ^_^ visit back to lombok 7og4nk

    BalasHapus